Sambutan Presiden pada Peringatan Hari Buruh Internasional Tahun 2025

 
bagikan berita ke :

Kamis, 01 Mei 2025
Di baca 13 kali

 

Di Monumen Nasional (Monas), Jakarta


 

Bismillahirrahmanirrahim.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Selamat pagi,
Salam sejahtera bagi kita sekalian,
Syalom,
Salve,
Om Swastiastu,
Namo Buddhaya,
Salam kebajikan.

Yang saya hormati dan yang saya banggakan seluruh kaum buruh yang hadir pada hari ini di lapangan Monas pada tanggal 1 Mei 2025, yaitu Hari Buruh Internasional. Hari buruh yang menjadi hari lambang perjuangan kaum buruh seluruh dunia.

Saudara-saudara sekalian,
Terima kasih atas kehormatan yang diberikan kepada saya. Saya diundang hadir bersamamu ini adalah kehormatan besar bagi saya. Terima kasih. Terima kasih. 

Saudara-saudara sekalian,
Sekarang karena ini sambutan harus mengikuti protokol sambutan, benar? Jadi, saya harus menyapa tokoh-tokoh yang hadir, boleh?

Yang saya hormati, Sekretaris [Jenderal] Serikat Buruh Sedunia Saudara Shoya Yoshida, Ketua Umum Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Saudara Jumhur Hidayat, Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Saudara Said Iqbal, Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia Saudara Andi Gani Nena Wea, Presiden KSBSI Saudari Elly Rosita Silaban, beserta semua konfederasi dan organisasi buruh seluruh Indonesia yang hadir. Yang hadir di sini diantaranya 18, lebih yang hadir, 100 konfederasi yang hadir. Boleh saya baca seratus-seratusnya? Enggak usah? Enggak usah? Nanti ada yang tersinggung. Benar ya? Jangan marah sama gue, ya.

Yang saya hormati Ketua MPR RI Saudara Ahmad Muzani, Ketua DPR RI Mbak Puan Maharani, Wakil Ketua DPR RI Prof. Sufmi Dasco Ahmad, Menko Perekonomian Saudara Airlangga Hartarto, Menko Politik dan Keamanan Jenderal Polisi Budi Gunawan, Menteri Tenaga Kerja Prof. Yassierli, Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia Saudara Abdul Kadir Karding, Menteri Sekretaris Negara Saudara Prasetyo Hadi, Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya. Kok lebih banyak sahutannya daripada untuk gue nih? Yang presiden, gue nih.
Yang terhormat Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo memang Prabowo ini namanya sekeranjang itu; Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto. Jadi ada Kapolri namanya Prabowo, Panglima TNI namanya Subiyanto, Presidennya Prabowo Subianto. Wah, ini alamat enggak diganti-ganti ini Kapolri. 

Para atase tenaga kerja dari 22 negara yang hadir dan seluruh pimpinan federasi serikat buruh;
Dan Saudara-saudara sekalian, saudara-saudaraku para buruh pekerja yang hadir pada siang hari ini. Terima kasih kehadiranmu dan terima kasih undangan bagi saya.

Saudara-saudara sekalian, 
Sekali lagi, saya terima kasih saya diundang hari ini. Dan, terutama saya mau ucapkan terima kasih, lima kali saya maju pemilihan presiden, lima kali saya maju, empat kali kalah. Gila, gue kalah, lo ketawa lagi. Tapi, walaupun saya empat kali kalah, buruh selalu mendukung saya. Terima kasih. Dan, karena itu Saudara tidak pernah tinggalkan saya, empat kali saya kalah, yang kelima kita menang, Saudara-saudara sekalian. Jadi saya ingin sampaikan di sini, saya merasa menjadi presidennya buruh, presidennya petani, presidennya nelayan, presidennya orang yang susah. 

Saudara-saudara sekalian, 
Saya ingin menyampaikan bahwa pemerintah yang saya pimpin akan bekerja sekeras-kerasnya untuk menghilangkan kemiskinan dari bumi Indonesia. Pemerintah yang saya pimpin akan bekerja sekeras-kerasnya, agar tidak ada anak Indonesia yang lapar. Kami akan bekerja, agar semua anak-anak Indonesia bisa sekolah gratis, itu perjuangan kami. Kami akan bekerja keras, agar semua Warga Negara Indonesia bisa dapat pelayanan kesehatan yang sebaik-baiknya dan bisa dapat obat yang semurah-murahnya. Ini perjuangan kami. Kami sudah melihat, kami sudah menghitung kekayaan bangsa Indonesia begitu besar. Masalahnya, maling-malingnya juga banyak.

Saudara-saudara sekalian,
Pemerintah yang saya pimpin bertekad untuk berusaha menghilangkan korupsi dari bumi Indonesia. Saya tahu, saya tahu bahwa ini bukan pekerjaan ringan, ini pekerjaan berat, pekerjaan berat. Saya tiap hari diejek, tiap hari diancam, tiap hari macam-macam, tapi saya tidak gentar. Saya sudah katakan saya rela, saya siap, saya ikhlas mati untuk bangsa dan rakyat saya. Saya sudah sampaikan, ”Hai kalian-kalian yang di dalam lembaga-lembaga pemerintah, kalian digaji oleh rakyat!” Saya katakan, “Hentikan korupsimu! Hentikan! Hentikan! Kalian mencuri uang rakyat! Hentikan!” Dan, saya minta dihentikan secepat-cepatnya!”

Saudara-saudara sekalian,
Saya sudah lama jadi orang Indonesia. Betul? Mungkin lebih lama dari kalian-kalian ini semua, ya. Gue ini udah lama jadi orang Indonesia. Gue sudah ngerti tipu-tipu mereka itu semua. 

Saudara-saudara, 
Kenapa mereka takut aku jadi presiden? Karena aku tahu tipu-tipu mereka, gue tahu semua itu. Gue lahir di Betawi, gue besar di Betawi. Gue ngerti mana aset-aset yang milik rakyat, gue ngerti semua itu. Dan, gue akan tarik kembali jadi milik rakyat, Saudara-saudara sekalian. Karena, Saudara-saudara, saya sudah tanya ke hakim-hakim agung, dasar Undang-Undang Dasar kita kuat, dasar undang-undang kita kuat. Bumi, air, dan semua kekayaan alam yang dikandung di dalamnya dikuasai oleh negara. Sumber-sumber produksi yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Itu perintah Undang-Undang Dasar, Saudara-saudara sekalian.

Saudara-saudara sekalian,
Saya ingin memberi, saya ingin memberi hadiah kepada kaum buruh pada hari ini. Saya akan membentuk segera Dewan Kesejahteraan Buruh Nasional, yang akan terdiri dari semua tokoh-tokoh pimpinan buruh seluruh Indonesia. Dan mereka tugasnya adalah mempelajari keadaan buruh dan memberi nasihat kepada presiden, mana undang-undang yang enggak beres yang enggak melindungi buruh, mana regulasi yang enggak benar, mereka memberi masukan ke saya dan segera akan kita perbaiki, Saudara-saudara sekalian.

Saudara-saudara sekalian,
Kita juga atas saran dari pimpinan buruh, atas saran dari Pak Said Iqbal dan Pak Jumhur, kita akan segera membentuk satuan tugas PHK. Kita tidak akan membiarkan rakyat kita, kita tidak akan biarkan pekerja-pekerja di-PHK-kan seenaknya. Bila perlu, tidak ragu-ragu kita, negara akan turun tangan, Saudara-saudara sekalian.

Saudara-saudara sekalian,
Juga, kita akan segera meloloskan RUU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga. Wakil Ketua DPR yang hadir, Pak Sufmi Dasco, melaporkan ke saya minggu depan ini segera akan mulai dibahas. Mudah-mudahan tidak lebih dari tiga bulan undang-undang ini akan selesai kita bereskan. Juga, saran dari Pak Jumhur, Undang-Undang Perlindungan Pekerja di Laut, pekerja di industri perikanan, pekerja di kapal-kapal, kita juga segera akan membentuk  undang-undang itu. Jadi, kami Satgas PHK dan Dewan Kesejahteraan Buruh Nasional ini akan mempunyai peran yang sangat penting.

Saudara-saudara sekalian,
Saya juga akan meminta Dewan Kesejahteraan [Buruh] Nasional mempelajari bagaimana caranya kita, kalau bisa tidak segera tapi secepat-cepatnya, kita ingin menghapus outsourcing. Tapi, Saudara-saudara, kita juga harus juga realistis, kita juga harus menjaga kepentingan para investor-investor juga. Kalau mereka tidak investasi, tidak ada pabrik, kalian tidak bekerja. Jadi, kita harus bekerja sama sama mereka. Atas usul pimpinan Saudara, dalam waktu dekat saya akan mengadakan suatu pertemuan di Istana Bogor, 150 pimpinan buruh akan saya pertemukan dengan 150 pemimpin-pemimpin perusahaan di Indonesia. Kita akan duduk bersama. Saya akan mengatakan kepada para pengusaha, Saudara-saudara tidak boleh mau kaya sekaya-kayanya sendiri tanpa mengajak pekerja-pekerja hidup dengan baik. 

Tapi, negara juga tidak tinggal diam, kami berjuang memberi pelayanan kesehatan untuk seluruh rakyat, pendidikan, kita juga memberi subsidi listrik, kita memberi bantuan tunai langsung kepada mereka-mereka yang penghasilan rendah. Total biaya yang kita gelontorkan rakyat sudah melebihi, kalau tidak salah, 500 triliun, ini terus untuk menjaga kita tidak ada yang menderita. Tapi, sekarang masalahnya adalah kita harus jaga, mereka yang memerlukan, mereka yang terima. Jangan mereka yang tidak perlu, mereka terima juga bantuan dan subsidi, ini yang enggak benar. Karena, kita masih ada laporan, ada yang tidak berhak.

Saudara-saudara sekalian,
Juga, atas usul dari pimpinan tokoh-tokoh buruh, mereka sampaikan ke saya, “Pak, kenapa sih pahlawan nasional enggak ada dari kaum buruh?” Saya tanya, “kalian ada saran enggak? Coba kalian berembuk usulkan pahlawan dari kaum buruh.” Dan, mereka sampaikan, “Pak, bagaimana kalau Marsinah jadi pahlawan nasional?” Asal seluruh pimpinan buruh mewakili kaum buruh sepakat, saya akan mendukung Marsinah menjadi pahlawan nasional.

Saudara-saudara,
Dalam rangka juga pemberantasan korupsi, saya mendukung Undang-Undang Perampasan Aset, saya mendukung. Enak saja, sudah nyolong enggak mau kembalikan aset. Gue tarik saja deh itu. Setuju? Bagaimana, kita teruskan? Kita teruskan perlawanan terhadap koruptor? Nanti lo dikasih duit, lo demo untuk koruptor. Benar ya? Awas lo. Gue heran di Indonesia ada demo mendukung koruptor, gue heran tuh.

Saudara-saudara,
Saya punya teori ekonomi sangat sederhana, kalau orang-orang yang berpenghasilan rendah mendapat penghasilan yang cukup, dia punya daya beli. Kalau lo orang gajinya cukup, pasti lo ingin beli barang, benar enggak? Lo pasti ingin beli sepatu untuk anakmu, ingin beli baju untuk istrimu, ingin beli motor untuk dirimu sendiri, benar? Berarti pabrik sepatu hidup, pabrik baju hidup, pabrik motor hidup, berarti si pengusaha juga akan menikmati semua untung. Berarti, mari kita bangun Indonesia, mari kita jaga kekayaan Indonesia, supaya kekayaan Indonesia dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia. 

Saudara-saudara, 
Kita akan tegakkan undang-undang yang benar. Saya akan pelajari kembali masalah pajak. Pajak yang besar untuk orang yang penghasilannya besar. Lo orang gajinya enggak besar, jadi ngapain dipajakin? Tapi kalau pajaknya sikit-sikit boleh dong? Kalau pajaknya enggak terlalu besar, boleh ya? Ya, bayar deh dikit-dikit deh. Ya, nanti itu tugasnya Dewan Kesejahteraan Buruh Nasional. Oke, cukup? Terima kasih. 

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. 
Terima kasih. Terima kasih. Terima kasih. 
Terima kasih, kalian pada sabar menunggu saya. Kalian panas-panas mau dengarkan pidato saya, terima kasih. 

Selamat Hari Buruh Internasional (May Day). Semoga Tuhan Mahabesar melindungi kita semua. Semoga kita bekerja terus bersama-sama, saya minta dukunganmu, saya minta bantuanmu. Bersama-sama kita selamatkan kekayaan rakyat, kekayaan negara kita. Kekayaan rakyat, kekayaan negara harus dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia. Dan, saya sudah berkali-kali mengatakan, saya akan tegakkan hukum, mereka yang melanggar hukum, mereka yang mencuri kekayaan negara akan saya tindak. Karena itu, karena itu kewajiban saya, itu sumpah saya kepada rakyat Indonesia di hadapan Tuhan Mahabesar Allah Swt.

Terima kasih.
Selamat berjuang.
Hidup buruh! Hidup buruh! Hidup rakyat!