di Kabupaten Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Bismillahirrahmanirrahim.
Alhamdulillahirrabbil alamin wassalatu wassalamu ala asrofil anbiyain wal mursalin sayidina wa habibina wasyafiina wa maulana Muhammadin wa ala alihi wa sohbihi aj ma’in amma ba’du.
Yang saya hormati Romo Kiai, para alim ulama yang hadir.
Para Menteri hadir bersama saya, Pak Menteri PUPR, Pak Menteri PU ini hobinya nge-drum, kemudian Pak Menteri Kesehatan.
Saya juga ingin kenalkan, mungkin seluruh keluarga besar IPNU belum kenal yang namanya Bu Iriana, Bu Jokowi, nggih.
Yang saya hormati Ketua Umum Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (PP IPNU) Saudara Muhammad Agil Nuruz Zaman beserta seluruh jajaran pengurus, para guru ngaji yang hadir, para santri-santriwati, para pelajar;
Saudara-saudari hadirin undangan yang berbahagia.
Alhamdulillah kita bisa bersilaturahim pada sore hari ini. Tadi saya berangkat dari Istana itu jam 5 kurang 10 menit. Habis subuh dari Istana menuju ke Halim, dari Halim terbang ke Solo sampai di Solo kira-kira jam 7, dari Solo menuju ke Salatiga ada dua acara. Kemudian dari Salatiga menuju ke Kabupaten Magelang tapi sudah mendekati Jogja di Muntilan. Dari Muntilan, Magelang, kemudian ke Temanggung ada acara lagi. Dari Temanggung menuju ke Wonosobo tapi juga ada acara lagi yaitu pemberian sertifikat tanah. Dan, sekarang saya hadir di Apel Santri dan Pelajar Emas 2045 dan sekaligus silaturahmi dengan guru ngaji se-Pulau Jawa yang dilakukan oleh keluarga besar IPNU. Jadi, saya datang agak terlambat karena memang di jalan macet, di Magelang macet, kemudian di Temanggung macet, kemudian di Wonosobo macet. Seharusnya jalannya bisa cepat, tetapi karena masyarakat memenuhi jalan sehingga ya terlambat, enggak apa-apa ya.
Saudara-saudara sekalian yang saya hormati, para pelajar keluarga besar IPNU, ke depan situasi global ini tidak mudah, situasi global itu tidak mudah. Tantangan makin berat, kompetisi juga makin ketat, antarnegara antarindividu. Dan, para santri itu berada pada usia produktif, Indonesia akan berada di posisi bonus demografi di tahun 2030-an. Oh, azan dulu.
Saya lanjutkan. Jadi di tahun 2030-an kita akan masuk ke bonus demografi, di mana 68 persen penduduk Indonesia ini ada berada di usia produktif dan saat itu kita akan mengalami puncak produktivitas nasional. Ini adalah sebuah kesempatan yang dalam peradaban sebuah negara itu hanya datangnya biasanya hanya sekali. Oleh sebab itu, kesempatan yang baik ini harus kita gunakan, Indonesia sebagai sebuah negara besar kalau bisa menggunakan kesempatan di tahun 2030-an nanti dan berhasil kita akan masuk menjadi negara maju, negara kuat ekonominya. Dan, 2045 Indonesia akan masuk ke Indonesia Emas 2045. Inilah yang harus kita siapkan bersama-sama.
Kita tahu kita memiliki 36 ribu pesantren, 36 ribu pesantren, jumlah ini sangat besar sekali, kekuatan yang luar biasa dengan jumlah pelajar dan santri mencapai jutaan. Oleh sebab itu, santri dan para pelajar punya kesempatan yang sangat besar untuk berkontribusi bagi kemajuan negara kita di berbagai bidang, di berbagai daerah yang berbeda-beda. Pemerintah menaruh semangat besar memberikan perhatian pada peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Oleh sebab itu, saya ingatkan para santri, para pelajar kuasai yang namanya IPTEK, kuasai yang namanya inovasi, sehingga kita semua nanti akan bisa memenangkan kompetisi, kompetisi antarnegara, kompetisi antarindividu, tanpa itu sulit rasanya kita bisa melompat menjadi negara maju.
Saya sangat senang pada sore hari ini para pelajar dan para santri begitu sangat semangatnya. Semangat? Semangat mengikuti acara ini, ini menunjukkan bahwa kualitas karakter yang kita miliki adalah karakter yang tangguh, yang tahan banting, dan saya percaya IPNU memiliki itu semuanya.
Dan, kita tahu bahwa hari ini kita dikepung oleh perubahan-perubahan, oleh disrupsi-disrupsi, semuanya di sekitar kita berubah begitu sangat cepatnya. Inilah yang kita harus pintar-pintar beradaptasi, tidak dalam hitungan hari tetapi bahkan berubah dalam hitungan jam, berubah dalam hitungan detik. Kita juga berhadapan dengan perubahan, dengan kecepatan perkembangan teknologi yang dampaknya tidak hanya dirasakan oleh masyarakat kota, tetapi juga sampai ke desa-desa dan sampai pelosok.
Oleh sebab itu, kita harus bisa belajar dengan cepat, mempelajari berbagai pengetahuan baru, mempelajari berbagai keterampilan-keterampilan baru, agar tidak ketinggalan dan siap menjadi bagian dari perkembangan zaman dan mampu memanfaatkan teknologi untuk kebaikan-kebaikan umat. Karena itu, saya pesan kepada para santri dan pelajar untuk beradaptasi dengan cepat, menguasai pengetahuan, menguasai teknologi, melahirkan berbagai inovasi, melahirkan berbagai kreativitas untuk meningkatkan daya saing bangsa.
Santri dan pelajar juga harus menjadi contoh bagi generasi muda Indonesia, bagaimana mencintai bangsa ini, bagaimana mencintai negara ini, bagaimana menjaga persatuan, bagaimana menjaga kesatuan untuk menyebarkan Islam yang toleran, untuk menyebarkan Islam yang moderat, untuk menyebarkan Islam yang ramah. Dan, dalam waktu yang tidak lama lagi kita akan menggelar pesta demokrasi, Pilpres dan Pileg. Saya mengajak seluruh santri dan pelajar untuk berpartisipasi dalam pesta demokrasi tahun 2024, menggunakan hak pilihnya dengan sebaik-baiknya dan menjadi bagian dari kemajuan bangsa ini.
Saya rasa itu yang ingin saya sampaikan. Terima kasih, saya tutup.
Wasssalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.