Memasuki lobi Gedung Utama Kemensetneg, senin pagi (29/1/2018), deretan foto repro arsip kepresidenan telah tersusun rapi. Dalam bingkai foto pertama, terekam perayaan ulang tahun Presiden ke-4 RI, Abdurrahman Wahid di Istana Kepresidenan Cipanas. Melangkah menuju bingkai ketiga, terlihat jelas ekspresi bahagia Presiden ke-5, Megawati Soekarnoputri yang tengah mengikuti lomba makan kerupuk. Tak hanya foto, arsip seperti terjemahan deklarasi ASEAN tahun 1967 dan buku tamu kenegaraan pun dipamerkan dalam rangka penyerahan simbolis arsip Kepresidenan oleh Menteri Sekretaris Negara kepada Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), serta penyerahan sertifikat akreditasi kearsipan oleh Kepala ANRI.
Berbalut batik, para pejabat ANRI, pejabat Tinggi Madya, dan pejabat Tinggi Pratama di lingkungan Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg) ikut hadir menyaksikan penyerahan simbolis tersebut. Mereka berbaris mengitari lobi Gedung Utama dan mengikuti rangkaian demi rangkaian acara dengan khidmat.
Menurut laporan Sekretaris Kemensetneg, Setya Utama, Kemensetneg menyerahkan arsip kepresidenan berjumlah 3,914 berkas atau 481 boks kepada ANRI. Arsip tersebut terdiri atas arsip Kabinet RIS Hatta – Kabinet Ampera tahun 1949-1968, arsip Gerakan Non Blok tahun 1970-1998, arsip ASEAN tahun 1967-1968, dan arsip Sekretariat Wakil Presiden tahun 1999-2004. Buku tamu kenegaraan serta foto kegiatan dokumentasi Presiden selama masa pemerintahannya pun turut diarsipkan. Setya mengungkapkan bahwa seluruh arsip memiliki nilai guna pertanggungjawaban nasional sebagai warisan penerus perjuangan bangsa.
Dalam sambutannya, Menteri Sekretariat Negara, Pratikno mengatakan penyerahan arsip kepresidenan ke ANRI merupakan langkah Kemensetneg dalam mendukung kebijakan nasional untuk menata arsip secara baik seperti yang sudah tertuang dalam Undang-Undang Nomor 43 tahun 2009.
“Kami terus berkontribusi untuk menunjukkan kepada bangsa sendiri dan bangsa lain peran Indonesia di masyarakat Internasional sekaligus memahami dinamika pemerintahan. Semoga apa yg kita lakukan memberikan kontribusi yang signifikan kepada masyarakat, bangsa dan negara Indonesia,” tambah Pratikno.
Menanggapi hal tersebut, Kepala ANRI, Mustari Irawan berterima kasih kepada Kemensetneg karena sudah secara rutin menyerahkan arsip kepada ANRI.
“Ini adalah sebuah contoh yang baik sekali bagi kementeiran dan lembaga lainnya untuk bisa menyerahkan arsip statisnya ke Arsip Nasional sesuai dengan amanah dari Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang kearsipan,” imbuhnya.
Pengarsipan menurut Mustari adalah hal yang sangat penting karena dengan adanya arsip bisa menyelamatkan seluruh proses kegiatan pemerintahan yang dilakukan oleh kepala negara. Arsip juga bisa menjadi sebuah memori bangsa yang bisa dikenang sepanjang masa. Mustari berharap kerjasama antara ANRI dan Kemensetneg terus terjalin karena ANRI tengah menjalankan program menyelamatkan arsip kepresidenan agar mendapatkan Memory of the World dari UNESCO.
“Hal ini adalah bagian upaya dari ANRI untuk bisa membangun kesadaran masyarakat tingkat nasional atau internasional bahwa Indonesia mempunyai pemimpin yang besar di masa lalu. Saya kira ini adalah sebuah sinergitas untuk menjaga memori kolektif bangsa di hilirnya. Ini adalah sebuah identitas yang bisa kita berikan untuk generasi yang akan datang, ”ucapnya.
Kemensetneg Raih Akreditasi Sangat Baik dari ANRI
Bersamaan dengan penyerahan arsip kepresidenan kepada ANRI, Kemensetneg juga mendapatkan sertifikat akreditasi A (sangat baik) dari ANRI dengan nilai 86,77. Nilai tersebut menjadikan Kemensetneg sebagai peraih nilai tertinggi dari seluruh kementerian berdasarkan hasil sidang pleno Tim Akreditasi ANRI tanggal 28 Desember 2017 lalu.
Mustari menyatakan bahwa hal ini menunjukkkan kemensetneg bukan hanya menjalankan amanat UU 43 Tahun 2009 tetapi juga menunjukkan kepedulian yang sangat tinggi untuk menegelola arsip dengan baik.
“Kemensetneg adalah satu dari 2 kementerian yang hasil audit kearsipannya sangat baik. Tidak seluruh kementerian dan lembaga berani untuk mengajukan akreditasi karena masih mempertimbangkan kondisi penyelenggaraan kearsipannya di masing-masing kementerian dan lembaga. Kemensetneg sudah berani karena instrumen-instrumen kearsipan sudah disusun dengan baik,” lanjut Mustari.
Melalui penyerahan sertifikat akreditasi A (sangat baik) ini, Mensesneg, Pratikno tidak berpuas diri tapi menjadi pelecut semangat untuk menjadi lebih baik.
“Alhamdulillah Ini adalah hasil dari kerja keras dari rekan-rekan di bagian arsip yang luar biasa. Kami membuka diri mohon bantuan bahkan kiranya ANRI bisa mendampingi Kemensetneg membenahi arsip agar hulu dan hilir bisa saling bersinergi,” kata Pratikno.
Setelah di beri akreditasi A, Kemensetneg mencanangkan di tahun 2019 akan meningkatkan akreditasi menjadi istimewa. Maka, untuk mendapatkan status tersebut, Ahmad Fauzan, Arsiparis Kemensetneg, akan melakukan evaluasi sesuai rekomendasi ANRI, yakni penyusunan program arsip vital, penyusunan arsip terjaga, penyempurnaan JRA (Jadwal Retensi Arsip), dan pengawasan internal arsip mulai bulan Maret – Juli 2018.
“Kami akan berusaha menjadi kementerian pertama yang mendapatkan istimewa,” ungkap Fauzan optimis. (SAR-WKA-Humas Kemensetneg)