Biro Sumber Daya Manusia (SDM), Deputi Bidang Administrasi Aparatur Kementerian Sekretariat Negara bersama Riliv Psikologi Indonesia menyelenggarakan Web Seminar (Webinar) Kesehatan Mental “From Burnout to Happiness - Tips Jitu Untuk Mengatasi Stress di Tempat Kerja”, pada Selasa (14/5).
Dilaksanakan secara virtual, webinar ini dilaksanakan dalam rangka mendukung terlaksananya layanan konseling bagi pegawai dan dibuka oleh Kepala Biro SDM, Agussalim. Memulai sambutan, Agussalim mengapresiasi seluruh peserta yang hadir dalam Zoom Meeting dan juga kepada pihak Riliv Psikologi Indonesia.
“Webinar ini dilaksanakan sebagai bentuk dukungan Biro SDM kepada seluruh pegawai di lingkungan Kementerian Sekretariat Negara, mari kita kenali tanda-tanda dan faktor pemicu overwhelmed (kewalahan dalam bekerja) di tempat kerja, belajar tips perencanaan dan manajemen waktu, nanti juga pihak Riliv akan mengajak kita mengenal mengikuti Tes Kesehatan Mental,” ujar Agussalim dalam sambutannya.
Sebagai moderator Ricka Rosita, Analis Sumber Daya Aparatur Ahli Muda, memulai webinar ini dengan tes kesehatan mental yang dipandu oleh Account Representative Riliv Psikologi Indonesia, Uswah Ainiyya. Pada sesi ini Uswah, sapaan akrabnya, mengajak para peserta secara daring untuk mengisi tes kesehatan mental.
“Tes ini dijamin kerahasiaannya ya Bapak, Ibu, jadi tes ini menunjukkan kondisi yang Bapak, Ibu alami saat ini, dimana sebelumnya tidak tahu sama sekali, jadi akhirnya tahu berkat melakukan tes ini, dan sebaiknya tes ini dilakukan setiap 2 minggu sekali,” ujar Uswah.
Memasuki paparan, Psikolog Klinis dari Riliv Psikologi Indonesia, Erwinda Tri S. menjelaskan paparan tentang overwhelmed dan mengapa overwhelmed terjadi pada karyawan. “Overwhelmed adalah kondisi ketika seseorang merasa kewalahan terhadap suatu situasi, dan itu terjadi pada karyawan ketika keadaan karyawan memiliki terlalu banyak beban pekerjaan sehingga kewalahan untuk menyelesaikan atau menanganinya sendiri,” ujar Erwinda.
Berbagai tantangan pekerjaan juga biasanya dialami pegawai, Erwinda menjelaskan beberapa tantangan yang dialami para pegawai, diantaranya bullying dan konflik di tempat kerja, deadline yang sulit dicapai, hubungan antar rekan kerja yang kurang baik, lamanya waktu kerja, memiliki atasan yang demanding, workload terlalu tinggi, kurangnya apresiasi terhadap pekerjaan, kurangnya kejelasan dalam pekerjaan, label “pegawai favorit” yang menjadi “beban”, ketidakadilan dalam lingkungan kerja, lingkungan pekerjaan yang tidak mendukung asertifitas dan persaingan karyawan.
“Gejala yang dialami ketika karyawan mengalami overwhelmed biasanya bermacam-macam seperti emosi cenderung tidak stabil, merasa kurang bersemangat, mudah merasa lelah saat bekerja, cenderung kurang merasa bahagia saat bekerja, kesulitan mengatur waktu, merasakan tanda-tanda stress saat menghadapi pekerjaan, sering merasa cemas, dan memikirkan pekerjaan yang lain saat mengerjakan suatu tugas tertentu, itu semua menyebabkan karyawan stres kerja, burnout, depresi, mengalami gangguan tidur, gangguan makan hingga gangguan kecemasan” jelas Erwinda.
Erwinda juga menjelaskan jalan keluar untuk mengatasi overwhelmed, yaitu self love, set your boundaries, workload management, stress management, time management, membangun support system, meningkatkan kemampuan assertive communication dan self core activity.
"Untuk mengatasi overwhelmed sebaiknya karyawan tahu bagaimana cara meregulasi emosi, karena itu bagian dari self care juga, sehingga kita sebagai karyawan dapat menemukan makna dari pekerjaan kita, jadi harus realistis juga, dan naikkan kemampuan kita dalam berkomunikasi dan tak lupa cari dukungan sosial, " ujar Erwinda.
Sebelum menutup penjelasan, Erwinda mengajak peserta untuk melakukan aktivitas sebagai bentuk sayang kepada diri sendiri, seperti journaling, meditasi hingga olahraga.
Webinar berjalan sangat interaktif dengan beragam pertanyaan yang diajukan dari peserta. (ART/YLI-Humas Kemensetneg